RJ.com – Dua ruas tol di Trans Sumatera, Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung (189,4 km) dan Ruas Kayu Agung-Palembang-Betung (37,62 km) kini sedang dikebut perbaikannya. Padahal kedua ruas ini baru dua tahun beroperasi. Yang pertama mulai beroperasi November 2019 lalu dan yang kedua Maret 2020.
Dari hasil tinjauan ke lapangan langsung terhadap dua ruas tol tersebut, ada tiga hal yang jadi perhatian serius dan harus segera diperbaiki oleh badan usaha jalan tol tersebut, PT Hutama Karya (Persero) dan PT Waskita Toll Road.
Pertama, melaksanakan perbaikan yang meliputi rekonstruksi pada lubang/retak. Beberapa segmen jalan harus dilakukan rekondisi dan rekonstruksi, termasuk levelling oprit jembatan yang mengalami penurunan karena berada pada tanah-tanah lunak atau rawa.
“Perbaikan ini ditargetkan selesai pada akhir April 2022,” kata Kepala BPJT Danang Parikesit, dikutip dari keterangan resmi, Kamis (27/1/2022).
Kedua, pemenuhan standar pelayanan minimal (SPM) jalan tol diminta diterapkan dengan baik. SPMmerupakan hak pengguna jalan tol yang telah membayar tarif tol untuk mendapatkan layanan jalan yang nyaman dan berkeselamatan.
Ketiga, BUJT diminta melakukan penghijauan pada rest area di Jalan Tol Trans Sumatera. Menteri PUPRBasukiHadimuljonomeminta kepada BUJT pengelola rest area KM 234 A untuk memperbanyak penghijauan dengan pohon berukuran besar.
Selain itu, Basuki juga menaruh perhatian pada beton pembatas jalan tol yang retak atau turun. Saat ini tengah dilakukan penanganan oleh BUJT, antara lain dengan perbaikan lapisan perkerasan baru, dicor kembali dengan beton fast setting, lapisan perkerasan dihampar menggunakan asphalt finisher dan dipadatkan, dan lapisan AC-WC baru dihampar dengan asphalt finisher dan dipadatkan.
“Saya minta perbaikan permanen bisa tuntas pada akhir April 2022 nanti. Saya mengingatkan kembali bahwa SPM wajib dipenuhi karena masyarakat sudah membayar tarif tol dan harus mendapatkan layanan yang baik,” kata Basuki.
(Ga/den)
Discussion about this post