Jakarta,RJ.com – Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan ketertarikannya untuk menggarap nuklir di Indonesia. Menurut Anda, apakah sebaiknya pemerintah menyetujui tawaran Putin supaya terealisasi atau jangan main-main dengan nuklir?
Ketertarikan bernada tawaran pengembangan nuklir itu disampaikan Putin saat dirinya menyambut Presiden Jokowi di Kremlin, Moskow, Kamis (30/6).
“Banyak perusahaan kami, termasuk perusahaan energi, beroperasi di Indonesia. Ada ketertarikan untuk mengembangkan industri tenaga nuklir nasional,” kata Putin yang berdiri di mimbar samping kiri Jokowi saat itu.
Putin menyatakan negaranya punya keandalan untuk mengerjakan nuklir. Dia menyebut nama perusahaan negaranya yang bergerak di bidang teknologi nuklir.
“Dengan pengalaman unik, kompetensi, dan teknologi yang tak tertandingi, Rosatom State Corporation bersedia mengambil bagian dalam proyek bersama,” kata Putin.
Sampai saat ini, Indonesia memang bukan ‘negara nuklir’ meski sudah punya Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan). Sedangkan Rusia, sebagaimana diketahui, merupakan negara pemilik nuklir, bahkan pemilik senjata nuklir.
Menurut Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), lembaga internasional independen, Rusia adalah negara yang punya hulu ledak nuklir paling banyak dengan 5.977 hulu ledak, 550 lebih banyak dari Amerika Serikat.
Kombinasi kekuatan nuklir kedua negara mencakup lebih dari 90 persen senjata nuklir global. Negara lain yang punya nuklir antara lain Inggris, China, dan Prancis. Ada pula India, Pakistan, Israel, dan Korea Utara. Indonesia tidak termasuk.
Lantas bagaimana sebaiknya Indonesia menyambut ketertarikan Putin? Apakah tawaran Putin untuk menggarap nuklir Indonesia perlu disetujui atau ditolak?
Sumber: detik.com
Discussion about this post