JAMBI,RJ.com – Ditengah merdunya suara burung ada pemandangan tidak biasa. Pasalnya, salah satu peserta Lomba dan Pameran Seni Burung Berkicau Tingkat Nasional yang di gelar di Makodim 0415/Jambi berpenampilan nyentrik.
Bagaimana tidak, ia berpenampilan baiknya seorang anak SD dengan kostum lengkapnya. Begitupun dengan gaya rambut tak biasa yang berjambul menjadi pusat perhatian.
Saat disambangi, peserta yang bernama Dede itu datang jauh dari Yogyakarta seorang diri dengan menggunanakan transportasi udara.
“Saya datang sendirian, ini merupakan yang pertama kalinya saya ke Sumatera mengikuti iven burung berkicau,” kata dia disela perlombaan, Minggu (28/08/2022).
Menurutnya, dalam iven yang digelar oleh Kodim 0415/Jambi bersama Senapati 96 SF ini mengikuti semua kategori. “Alhamdulillah ada beberapa juara yang didapat diantaranya ada juara tiga besar,” ujarnya.
Menurutnya, perhelatan iven ini sangat ril. Tidak ada yang direkayasa. Apa lagi katanya, selama mengikuti iven baru kali No Teriak, Real No Lobi-lobi.
“Jujur saya sangat merasa puas dengan pergelaran ini, semua tertib. Biasanya peserta teriak-terik, ini no teriak, rel no lobi-lobi,” puji dengan puas terhadap pergelaran tersebut.
Ia berharap pergelaran ini bisa berlanjut setiap tahunnnya. Begitupun, ia mengharapkan para event organaizer (EO) lainnya bisa mencotoh iven yang di gelar oleh Kodim 0415/Jambi bersama Senapati 96 SF.
Tidak hanya itu, peserta bernama Rizkie yang datang jauh dari Bengkulu juga mengapriasi pelaksaan iven yang diprakarsai oleh Senapati 96 SF dibawah Komando Amru.
“Kami berharap kedepannya kegiatan ini terus berjalan. Jujur saya katakan pelaksanaan ini sangat fer tidak ada rekayasa, saya merasa sangat puas,” tukasnya.
Sebelumnya komitmen Amru dalam menjaga independensi pergelaran dengan menjunjung tinggi sportifitas dengan mengusung tema “Reel No Loby-loby”.
Karena dia tidak ingin kegiatan yang diprakarsai olehnya selaku Ketua DPW Senapati SF tercoreng. Maka dari itu, dipastikan tidak ada lobi-lobi para juri untuk melakukan perbuatan tercela.
“Jika mengikuti acara ini mengharapkan lobi-lobi, jauh api dari panggang,” tuturnya dengan tegas yang disambut tepuk meriah dari para penonton yang hadir.
Tidak hanya itu, dengan tegas pria yang pernah menyelesaikan sarjana ilmu ekonomi ini juga mengatakan bahwa telah sepakat jika juri ada yang melakukan kecurangan maka dia tidak segan-segan akan menyerat persoalan itu kemeja hukum.
“Apa bila ada juri yang curang kami pastikan akan kami proses secara hukum. Itu artinya (peserta) jangan ragu dan percayakan kepada juri, disini kita tidak ada kepentingan, burung siapa saja berhak mendapatkan juara,” terangnya.
Selain itu, selama pergelaran para peserta dilarang untuk berteriak. Hal itu, kata Amru bertujuan untuk menjaga kondusifitas selama pergelaran. Kendati demikian, Amru mengatakan pihak panita telah menyediakan tempat bagi peserta serta dan bisa masuk diarena maksimal sebanyak dua orang.
“Tapi pesan saya jangan hanya mantau burung kita saja. Nanti protes pula, woi burung saya ngeplay-play padahal burung kawan ngeplay juga. Makanya kalo mau lihat pantau seluruhnya seolah kita juri,” ujarnya lagi.
Kemudian pantauan dilapangan kemeriahan begitu terasa. Bagaimana tidak, ribuan pasang mata sejak pagi tadi telah memadati arena perlombaan untuk menyaksikan ajang bergengsi tersebut.
Untuk diketahui, para peserta tidak hanya datang dari Provinsi Jambi saja, melainkan dari berbagai daerah di Indonesia diantaranya dari Jakarta, Yogyakarta, Palembang, Riau, Bangka Belitung, Lampung, Bengkulu dan Sumatera Barat. (Red)
Discussion about this post