Tanjabtimur–
Dugaan tingginya angka putus sekolah di Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim), Provinsi Jambi, akhirnya diklarifikasi oleh Dinas Pendidikan setempat. Setelah dilakukan verifikasi lapangan, jumlah siswa yang benar-benar putus sekolah ternyata jauh lebih sedikit dari data awal yang beredar.
Kepala Dinas Pendidikan Tanjabtim, Syafaruddin, mengungkapkan bahwa sebelumnya sempat muncul angka lebih dari 3.000 siswa yang diduga putus sekolah. Namun setelah diverifikasi, angka sebenarnya jauh lebih kecil, yakni kurang dari 100 orang.
“Setelah kami cek, ternyata banyak anak yang sebenarnya masih sekolah, namun tidak lagi terdata di sistem Dapodik. Misalnya, anak yang pindah ke kota, atau melanjutkan pendidikan ke pesantren. Karena tidak tercatat, mereka dianggap putus sekolah,” jelas Syafaruddin.
Sistem Dapodik (Data Pokok Pendidikan) yang digunakan oleh Kemendikbudristek memang menjadi basis utama pendataan siswa, guru, hingga sarana dan prasarana pendidikan. Namun sistem ini belum sepenuhnya terintegrasi dengan lembaga pendidikan non-formal seperti pesantren yang berada di bawah naungan Kementerian Agama.
“Kami akan koordinasikan lebih lanjut dengan Pemerintah Provinsi dan Kemenag agar data ini bisa lebih akurat. Jangan sampai anak-anak yang sebenarnya masih sekolah justru dikategorikan putus sekolah karena masalah pendataan,” katanya.
Syafaruddin menambahkan bahwa pihaknya akan terus memantau dan memperbaiki sistem pendataan agar kebijakan pendidikan di Tanjabtim dapat disusun berdasarkan data yang valid. Hasil verifikasi ini menunjukkan bahwa angka putus sekolah di daerah tersebut relatif kecil dan tidak seburuk yang sempat dikhawatirkan.
“Kami optimis, dengan koordinasi lintas sektor, ke depan angka putus sekolah bisa ditekan serendah mungkin, bahkan dihilangkan sama sekali,” pungkasnya.(BSG).
Discussion about this post