RJ.COM – Gubernur Jambi, Dr. H. Al Haris, S.Sos., M.H., mendorong percepatan pembangunan fasilitas program Makan Bergizi Gratis (MBG) di wilayah-wilayah terpencil yang sulit dijangkau.
Hal tersebut disampaikannya saat kunjungan kerja dan rapat koordinasi bersama Bupati Tebo, Forkopimda, kepala OPD, serta para camat se-Kabupaten Tebo di Rumah Dinas Bupati Tebo, Selasa (5/8/2025) malam.
Gubernur Al Haris menekankan agar pembangunan tidak hanya terpusat di wilayah perkotaan, tetapi menyasar daerah yang benar-benar membutuhkan, terutama yang memiliki akses terbatas.
“Untuk pembangunan yang didanai APBN, pada tahap pertama ini diusulkan tiga lokasi. Saya minta Bupati memilih lokasi yang sulit dijangkau, seperti kecamatan dengan akses terbatas. Satu fasilitas mendapat alokasi dana sebesar Rp2 miliar,” ujar Al Haris.
Program MBG, lanjutnya, merupakan salah satu prioritas nasional yang ditargetkan mulai beroperasi pada akhir 2025. Ia meminta para camat dan kepala desa diberi ruang membangun fasilitas MBG di wilayah masing-masing.
“Kalau hanya mengandalkan mitra, tentu akan sulit karena biayanya besar. Saya sudah minta Kepala Badan Gizi membuka peluang bagi camat dan kepala desa, tetapi belum ada respons,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Al Haris juga membagikan pengalamannya saat mengunjungi Kota Sungai Penuh. Ia melihat antusiasme tinggi dari anak-anak terhadap program MBG.
“Saya pikir anak-anak kota sudah cukup. Tapi saat saya datang pukul 11.00, nasi sudah habis. Mereka bilang makanannya enak. Ini artinya, jika di kota saja kebutuhan tinggi, apalagi di desa dengan angka kemiskinan lebih tinggi. Program ini sangat layak dipercepat,” tegasnya.
Gubernur juga menekankan pentingnya sinergi antara Bupati dan Wakil Bupati dalam menjalankan visi-misi yang telah ditetapkan dalam RPJMD Kabupaten.
“Bupati adalah pemilik kebijakan dan political will, Wakil Bupati sebagai pengawal visi dan misi, dan Sekda bertugas menjalankan program bersama perangkat daerah,” jelasnya.
Al Haris juga meminta Wakil Bupati untuk aktif memantau kinerja perangkat daerah, memastikan seluruh kegiatan mengarah pada visi dan misi daerah. Evaluasi keberhasilan, menurutnya, bisa dilihat dari capaian nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) serta Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD).
“Nilai LPPD menjadi rapor kepala daerah di Kemendagri. Ini penting ditingkatkan setiap tahun,” ujarnya.
Dalam rapat tersebut, Gubernur juga menyinggung percepatan pengoperasian Koperasi Desa Merah Putih. Ia menegaskan, koperasi harus menjadi sarana pemberdayaan ekonomi, bukan pesaing usaha kecil masyarakat.
> “Saya tahu ada kekhawatiran koperasi akan mengganggu warung-warung kecil. Tapi koperasi ini harus diarahkan untuk memperkuat ekonomi masyarakat,” ucapnya.
Selain itu, Al Haris kembali mengingatkan pentingnya penanganan stunting yang masih menjadi tantangan di Provinsi Jambi. Ia menyebut, angka stunting sempat meningkat, sehingga seluruh pejabat, camat, dan kepala OPD diminta menjadi bapak asuh bagi anak-anak stunting di wilayah masing-masing.
“Angka kemiskinan dan pengangguran sudah membaik. Sekarang kita harus fokus menekan angka stunting. Pemerintah pusat terus memantau,” pungkasnya.
Sementara itu, Bupati Tebo, Agus Rubiyanto, S.E., M.M., menyampaikan apresiasi atas kunjungan Gubernur Jambi yang dinilai sebagai wujud komitmen membangun daerah secara kolaboratif.
“Kehadiran Gubernur menunjukkan dukungan nyata terhadap pembangunan di Tebo, terutama sektor strategis seperti pendidikan, kesehatan, ketahanan pangan, dan pengembangan potensi unggulan seperti kebun tebu,” ujar Agus.(adv)
Discussion about this post