Tanjabtimur-
Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Ikatan Dokter Indonesia (IDI) ke-75, IDI Tanjab Timur melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat berupa pemeriksaan kesehatan anak dan dewasa, serta pemeriksaan laboratorium meliputi gula darah, asam urat, dan kolesterol.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) bersama Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Tanjab Timur mengajak pemerintah daerah serta stakeholder terkait untuk bersama-sama berperan aktif dalam upaya meningkatkan kesehatan anak dan menurunkan angka stunting di daerah.
Saat di wawancarai media dr Mustarim menjelaskan
Masalah stunting atau gagal tumbuh pada anak masih menjadi tantangan serius dalam pembangunan sumber daya manusia di Indonesia, termasuk di Kabupaten Tanjab Timur.
Dokter umum sekaligus pemerhati kesehatan anak, dr. Mustarim, menjelaskan bahwa stunting bukan hanya disebabkan oleh kekurangan makanan, melainkan hasil dari berbagai faktor yang saling berkaitan.
Menurut dr. Mustarim, stunting terjadi akibat kekurangan gizi kronis yang berlangsung lama, terutama pada masa 1.000 hari pertama kehidupan — sejak janin dalam kandungan hingga anak berusia dua tahun. “Banyak orang masih menganggap stunting itu hanya karena anak kurang makan, padahal penyebabnya jauh lebih kompleks,” ujarnya.
Ia menambahkan, gizi ibu saat hamil memiliki peranan besar dalam mencegah stunting. Ibu hamil yang kurang asupan gizi, tidak mengonsumsi makanan bergizi seimbang, atau mengalami anemia, berpotensi melahirkan bayi dengan berat badan rendah. Kondisi tersebut membuat pertumbuhan anak tidak optimal sejak awal kehidupan.
Selain itu, pola asuh dan pengetahuan gizi orang tua juga menjadi faktor penting. “Masih banyak ibu yang tidak memahami pentingnya pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama dan pemberian makanan pendamping ASI yang tepat. Akibatnya, anak tidak mendapatkan asupan zat gizi yang dibutuhkan untuk tumbuh kembangnya,” jelasnya.
dr. Mustarim juga menyoroti faktor lingkungan dan sanitasi yang buruk. Ia menjelaskan bahwa banyak anak yang tinggal di lingkungan dengan air tidak bersih atau tanpa jamban sehat, sehingga mudah terserang penyakit infeksi seperti diare. Infeksi yang berulang-ulang dapat menghambat penyerapan gizi dan mengganggu pertumbuhan anak.
“Stunting ini adalah masalah yang kompleks. Pencegahannya tidak bisa hanya dengan memberikan makanan tambahan, tapi juga memperbaiki sanitasi, meningkatkan kesadaran orang tua, serta memastikan ibu hamil dan anak mendapat pelayanan kesehatan yang memadai,” tegasnya.
Ia pun mengajak semua pihak mulai dari pemerintah daerah, tenaga kesehatan, hingga masyarakat, untuk bekerja sama dalam menekan angka stunting di Tanjung Jabung Timur. “Kita harus bergerak bersama, karena anak-anak kita adalah generasi masa depan yang harus tumbuh sehat dan cerdas,” pungkas dr. Mustarim.(BSG).

















Discussion about this post