TANJABTIM,RJ.com – Bupati Tanjung Jabung Timur (Tanjab Timur) Romi Hariyanto kembali meluapkan kegelisahan dan kekhawatiranya meliat kondisi Sungai Batanghari saat ini, pada acara Kenduri Lawang Swarnabhumi di Desa Kampung Laut, Kecamatan Kuala Jambi, Tanjabtim, Senin (19/09/202).
Kegelisahan bupat ini ia sampaikan di hadapan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) RI, Muhadjir Effendy, Gubernur Jambi Al Haris, Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI Hilmar Farid, dan sejumlah pejabat Kementerian, Pemerintah Provinsi Jambi, Bupati/Walikota se Provinsi Jambi, Bupati Dhamasraya, para tokoh adat, dan Tokoh Pemuda.
Ia menyebut kondisi Sungai Batanghari yang kini merana, tercemar dan mengkhawatirkan. Untuk itu ia menuntut sebagai putra asli Provinsi Jambi, selaku putra asli Muara Sabak, Kabupaten Tanjung Jabung Timur agar Sungai Batanghari jangan lagi merana, Sungai Batanghari harus bersih dan harus kembali menjadi kebanggaan serta sumber kehidupan masyarakat Provinsi Jambi.
“Saya menjadi saksi hidup perubahan Sungai Batanghari dari waktu ke waktu. Sungai Batanghari ketika saya masih kecil, kami bisa mandi di sungai, bisa mencari udang, dan berbagai jenis ikan yang mudah kami temukan. Tapi kini tidak bisa kami temukan lagi. Kami tidak bisa memberi atau mencontohkan kepada generasi muda bagaimana kami bisa hidup dan berinteraksi dengan sungai Batanghari ini,” ujar Romi.
Ia juga mengatakan, nelayan yang biasanya pergi menangkap ikan pergi sehari bisa untuk menghidupi kebutuhan selama tiga hari kedepan, sekarang itu tidak bisa dilakukan lagi. Kondisi ini yang membuat perekonomian masyarakat nelayan kian berat dengan hasil tangkapan ikan yang semakin sedikit. Untuk itu, Romi meminta kepada Menko PMK dan pemerintah pusat untuk memperhatikan kondisi masyarakatnya.
“Kami dak nyalahin siapo-siapo (tidak menyalahkan siapapun). Jadi, kami berharap kedepan Pak Menko dan jajarannya pemerintah pusat dapat memperhatikan kondisi masyarakat kami ini,” ungkapnya.
Dalam momentum itu juga Romi berharap pelaksanaan Kenduri Lawang Swarnabhumi ini bukan hanya seremonial saja, akan tetapi ada tindak lanjut dari kegiatan ini bagi masyarakat Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan Provinsi Jambi.
Seperti halnya di sepanjang aliran sungai Batanghari di perairan Kabupaten Tanjung Jabung Timur terdapat berbagai peradaban yang dapat ditemui, seperti Situs Siti Hawa dan Situs Perahu Kuno Lambur yang terletak di Desa Lambur, Kecamatan Muara Sabak Timur yang sejarahnya hingga saat ini belum terbuka. Romi meminta sejarah situs-situs ini dibuka agar kita mengetahui jati diri dan peradaban yang ada di Kabupaten Tajab Timur.
“Kami ingin sejarah peradaban di perairan Sungai Batanghari di Kabupaten Tanjung Jabung Timur ini dibuka tahun depan,” katanya.
Romi juga menyampaikan terimakasih kepada Presiden Republik Indonesia yang telah memperbaiki jalan di wilayah Kabupaten Tanjab Timur, akan tetapi ia menyampaikan meminta bantuan lagi agar masyarakat Kabupaten Tanjab Timur bisa mengajari generasi muda untuk membudayakan Sungai Batanghari.
Selain itu Romi juga menyampaikan terimakasih kepada pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi Jambi atas terselenggaranya acara Kenduri Swarnabhumi ini. Ucapan terimakasihnya ia sampaikan juga kepada seluruh masyarakat Tanjung Jabung Timur khususnya masyarakat Kecamatan Kuala Jambi yang telah bekerja semaksimal mungkin menyelenggarakan serta mensukseskan acara tersebut.
‘’Meski dengan segala keterbatasan dan kekurangan kami sebagai kabupaten pemekaran, Pak Menko, berbeda dengan kabupaten-kabupaten lainya. Tapi kami memiliki satu keunggulan, yaitu semangat. Semangat untuk menjadikan Kabupaten Tanjung Jabung Timur untuk lebih baik,” tandasnya. (Afd/adv)
Discussion about this post