RJ.COM – Pemerintah Provinsi Jambi terus menunjukkan komitmennya dalam mengimplementasikan REDD+ (Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation) sebagai bagian dari upaya pengurangan emisi melalui pengelolaan hutan dan lahan. Provinsi ini memiliki potensi besar dengan empat Taman Nasional, 29 hutan adat yang merupakan jumlah terbanyak di Indonesia dan kawasan Perhutanan Sosial yang tersebar di 10 Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH).
Sebagai bagian dari program Bio Carbon Fund (BioCF), Pemerintah Provinsi Jambi melalui Sub Nasional Manajemen Unit (SNPMU) sedang melakukan sosialisasi di 10 kabupaten/kota. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mengenai pola penetapan dan pengukuran emisi, skema pembagian manfaat, tata cara penyaluran, serta peran safeguard dan standar monitoring dan evaluasi (monev) yang akan diterapkan dalam pengelolaan dana manfaat.
“Provinsi Jambi berkomitmen penuh dan akan terus mengimplementasikan konsep REDD+ untuk pengurangan emisi dari deforestasi dan degradasi hutan, serta meningkatkan konservasi dan cadangan karbon hutan,” ujar Kepala Bappeda Provinsi Jambi yang diwakili Kabid Perekonomian dan Sumber Daya Alam, Dr. Ahmad Subhan, S.IP., M.Si., yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua SNPMU BioCF, saat membuka sosialisasi BioCF-ISFL di Kabupaten Kerinci, Senin (7/10/2024).
Subhan menambahkan, Pemerintah Provinsi Jambi telah mengintegrasikan Road Map Pertumbuhan Ekonomi Hijau Tahun 2019-2045 ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jambi. Komitmen tersebut diperkuat dengan regulasi melalui Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 4 Tahun 2023 tentang Rencana Pertumbuhan Ekonomi Hijau, yang mendapat dukungan penuh dari Gubernur Jambi dan DPRD Provinsi Jambi.
Dalam rangka mewujudkan manfaat REDD+ bagi seluruh masyarakat, program BioCF-ISFL ditargetkan dapat menurunkan emisi hingga 10 juta ton CO2 equivalen, dengan insentif berbasis kinerja (Result-Based Payment/RBP) sebesar USD 70 juta.
Ketua Bidang Monev SNPMU, Dharmawansyah, S.P., M.M., mengajak semua pihak untuk mendukung pelaksanaan program BioCF-ISFL ini. “Kerjasama dari semua pihak sangat diharapkan untuk kesuksesan program ini,” tegasnya saat memberikan materi terkait monitoring dan evaluasi.
Sementara itu, Bupati Kerinci yang diwakili Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan, H. Atmir, S.E., M.M., menyatakan dukungan penuh dari Kabupaten Kerinci terhadap program Bio Carbon Fund.
“Kami siap berkolaborasi dalam menurunkan emisi dengan memanfaatkan potensi hutan di wilayah Kerinci. Semoga program ini juga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa di sekitar hutan,” ungkapnya saat membuka acara sosialisasi fase RBP BioCF di aula kantor Bappeda-Litbang Kabupaten Kerinci. (Red)
Discussion about this post