RJ.COM -Sejumlah gabungan LSM dan aktivis dari Kota Sungai Penuh dan Kabupaten Kerinci menggelar aksi demonstrasi damai di depan Kantor Inspektorat Kota Sungai Penuh, pada Selasa (10/6), menuntut transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan Dana Desa Pelayang Raya untuk periode 2021 hingga 2024.
Aksi ini dilakukan sebagai bentuk keprihatinan atas dugaan kuat penyalahgunaan Dana Desa oleh Kepala Desa Pelayang Raya, yang dinilai telah merugikan masyarakat. Para demonstran mendesak Inspektorat Kota Sungai Penuh segera melakukan audit menyeluruh secara independen dan terbuka.
“Ini bukan aksi sembrono. Kami datang membawa suara rakyat yang selama ini diam dan ditindas oleh sistem yang korup. Kami minta Inspektorat bertindak tegas,” ujar Budi Gunawan, salah satu koordinator aksi.
Aksi yang berlangsung tertib nyaris berujung ricuh saat seorang pria yang diduga berasal dari LSM Tamperak muncul dan mencoba memprovokasi massa. Pria tersebut diduga memiliki kedekatan dengan Kepala Desa yang tengah disorot dan berupaya membelokkan isu utama aksi.
Ketegangan memuncak setelah sebelumnya LSM Tamperak sempat melontarkan tudingan di media lokal bahwa aksi ini merupakan bentuk premanisme berkedok LSM. Pernyataan itu dianggap sebagai bentuk penggiringan opini untuk mendiskreditkan gerakan rakyat.
“Kami sangat kecewa dan marah atas tuduhan itu. Ini bukan aksi liar. Ini adalah perjuangan untuk mengungkap kebenaran. Kami bukan preman, kami adalah pejuang keadilan!” tegas Budi Gunawan.
Dalam orasinya, massa juga meminta agar aparat penegak hukum menindak oknum-oknum yang terlibat dalam upaya intimidasi terhadap aktivis dan masyarakat yang bersuara.
Gabungan LSM dan aktivis menyatakan bahwa aksi ini adalah bagian dari gerakan moral yang bertujuan mendorong pengelolaan dana publik yang bersih dan bertanggung jawab. Mereka menegaskan akan terus mengawal kasus ini hingga tuntas.(Mds)
Discussion about this post