RJ.com – Indonesia menjadi salah satu negara dengan peran dan posisi penting dalam forum perubahan iklim Conference of the Parties ke-26 (COP26) United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC).
Dalam pertemuan pertemuan tersebut dibahas terkait penjelasan skenario, isu utama dan penting tentang perubahan iklim dan harapan kepada negara anggota di dunia.
Tidak hanya itu, kegiatan tersebut mendengarkan kemajuan agenda dan aksi perubahan iklim di Indonesia dalam agenda lintas kementerian yang solid saat dibawah kepemimpinan Presiden Jokowi, yang memberikan atensi besar mengenai agenda green dalam membangun Indonesia.
Pemerintah Indonesia membuka Paviliun Indonesia yang membawakan banyak isu lingkungan dan upaya serta concern Indonesia dalam menurunkan deforestasi dan tingkat emisi.
Acara dibuka dengan Keynote Speech dari Wakapolri Komjen Pol. Dr. Gator Edy Pramono dan dilanjutkan dengan Kapolda Jambi Irjen Pol. A. Rachmad Wibowo,sebagai salah satu speaker yang membahas tentang upaya Polda Jambi dalam mencegah dan memitigasi Karhutla.
“Rangkaian strategi Polda Jambi dalam penanganan Karhutla terdiri dari upaya preemtif, preventif, disruptif dan law enforcement,”ujarnya kamis kemarin, 4 november 2021.
Strategi ini dikenal dengan 8 Kegiatan 13 Rencana Aksi yang meliputi optimalisasi fasilitas penanggulangan karhutla, sosialisasi dan edukasi, optimalisasi patroli, restorasi ekosistem gambut, penganggaran berorientasi pencegahan, penegakan hukum yang kuat dan pemadaman api terintegrasi.
“Nilai strategis pencegahan ditonjolkan dari strategi restorasi ekosistem gambut melalui revitalisasi sekat kanal dan community development (perikanan, peternakan, pertanian),”jelasnya.
Sementara, Patroli terintegrasi secara khusus dikembangkan baik dalam konteks patroli pasukan darat, udara, dan patroli monitoring digital melalui pemanfaatan teknologi penginderaan jarak jauh untuk hotspot (satelit) dan cctv kamera untuk memonitor asap karhutla.
“Inovasi dari Polda Jambi ini telah dikembangkan dan diangkat di tingkat nasional dengan nama Asap Digital Nasional,” terangnya.
Rachmad menyebutkan, novasi yang mensinergikan 9 Kementerian/ Lembaga ini didasari pada konsep Kolaborasi Pentahelix. Keikutsertaan semua pihak baik intergovernmental agency, public and private sector, experts, NGO dan media sangat memberikan nilai khas ke-Indonesiaan dalam bentuk kerja sama mutual assistance (gotong royong) dan membuat inovasi ini financially independent.
“Dengan dukungan CSR Funding perusahaan perkebunan dan kehutanan, Asap Digital menjadi jawaban dari permasalahan kebutuhan anggaran dan pentingnya kesadaran dunia usaha dalam upaya pencegahan karhutla,”tuturnya.
Kedepan Asap Digital akan terus dikembangkan di bawah koordinasi Sops Mabes Polri dengan penambahan 40 kamera cctv di 10 polda rawan karhutla.
“Diharapkan dengan Asap Digital Nasional, semua pihak baik pemerintah, masyarakat dan dunia usaha akan lebih dapat bersinergi dalam mencegah Karhutla sekaligus menjadi unsur utama penurunan emisi gas rumah kaca dalam mendukung agenda global menahan pemanasan global 1.5 derajat celcius di 2030 dan net zero emission di 2050,”katanya.(rif)
Discussion about this post